
GenPI.co - Gejolak di Bolivia tampaknya tak memiliki tanda-tanda mereda sepeninggalan Evor Morales. Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet memperingatkan bahwa kekerasan yang meningkat bisa merongrong proses demokrasi.
"Saya khawatir bahwa situasi di Bolivia bisa bergerak menjadi tak terkendali kalau pihak berwenang tidak menanganinya,” kata Bachelet dalam pernyataan, Sabtu (16/11)
Meski begitu, ia berharap penanganan yang dimaksudkannya dilakukan dengan menghormati secara penuh hak asasi manusia.
BACA JUGA: Rezim Baru Bolivia Usir Semua Dokter Kuba dan Diplomat Venezuela
Bentrok terjadi antara pasukan kemanan versus pedukung setia Evo Morales yang adalah petani koka. Terbaru, rangkaian kekerasan antara kedua kubu tersebut sejauh ini telah menewaskan 9 orang.
Menurut pihak keamanan setempat, para petani koka melengkapi diri dengan senjata. Mereka memiliki pistol granat hingga bazoka rakitan.
Lembaga Obusdman Kota Cochabamba, Bolivia mengklaim, korban yang jatuh akibat rangkaian kekerana selama protes berlangsung udah menembus angka 100 orang.
Sementara utusan PBB Jean Arnault mengatakan sebuah tim mulai akan melakukan pembicaraan dengan para politisi dan kelompok-kelompok sosial di Bolivia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News