
GenPI.co - Pemerintah Jerman menutup sementara kedutaan besarnya di Sudan Selatan.
"Setelah bertahun-tahun perdamaian yang rapuh, Sudan Selatan sekali lagi berada di ambang perang saudara," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dilansir AP News, Minggu (23/3).
Jerman memutuskan untuk menutup kedutaan di ibu kota Juba itu demi keselamatan karyawan.
BACA JUGA: Ancaman Perang di Eropa, Sekjen NATO Ajak Anggota Tingkatkan Anggaran Pertahanan
Baerbock mengatakan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan Wakil Presiden Riek Machar telah menjerumuskan negara ke dalam pusaran kekerasan.
"Mereka bertanggung jawab untuk menghentikan kekerasan yang tidak masuk akal dan melaksanakan perjanjian damai," ujarnya.
BACA JUGA: China Siapkan Taktik Baru untuk Hadapi Perang Dagang dengan AS
Sudan Selatan telah dilanda ketidakstabilan politik dan kekerasan sejak memperoleh kemerdekaan pada 2011.
Pada 2018, kesepakatan damai yang ditandatangani antara Machar dengan Kiir mengakhiri perang saudara selama lima tahun yang menewaskan lebih dari 400.000 orang.
BACA JUGA: Bank Dunia: Butuh USD 11 Miliar untuk Pembangunan di Lebanon Seusai Perang
Machar menjabat sebagai wakil presiden pertama negara itu dalam pemerintahan persatuan nasional, meskipun kelompok politiknya menentang Kiir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News