
GenPI.co - Israel meningkatkan serangannya terhadap pejuang Hamas yang tersisa di Gaza, meningkatkan kekhawatiran tentang kondisi kemanusiaan bagi warga sipil yang masih ada di sana.
Dilansir AP News, serangkaian serangan Israel di Nuseirat, sebuah kamp pengungsi di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 42 orang, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, dalam waktu 24 jam.
Hal itu dikatakan Dr. Marwan Abu Naser, direktur Rumah Sakit Al-Awda yang menerima korban, kepada The Associated Press. Sebanyak 150 orang lainnya terluka, katanya.
BACA JUGA: Israel Harus Turun Tangan Jika Melarang Badan PBB yang Menjadi Penyelamat Gaza
Kemudian pada hari Sabtu, serangan udara Israel di jalan di kamp pengungsi Bureij menewaskan sedikitnya enam orang, kata pejabat medis.
Korban tewas dibawa ke rumah sakit Al-Aqsa Martyrs di kota terdekat Deir al-Balah dan dihitung oleh wartawan AP di sana.
BACA JUGA: Tingkat Kematian yang Mengerikan di Gaza Utara
Secara terpisah, militer Israel mengatakan bahwa dua tentaranya tewas di Gaza selatan.
Stasiun TV milik pemerintah Mesir, Al-Qahera News, melaporkan pada hari Sabtu bahwa Hamas telah menolak kesepakatan gencatan senjata parsial di Gaza karena khawatir Israel akan melanjutkan operasinya di daerah kantong itu bahkan setelah para sandera dibebaskan.
BACA JUGA: Joe Biden dan Presiden Siprus Bahas Upaya Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon
Stasiun TV tersebut memiliki hubungan dekat dengan dinas intelijen Mesir dan Mesir telah menjadi mediator utama selama konflik yang berlangsung selama setahun ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News