
GenPI.co - Presiden Finlandia mengatakan pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia merupakan eskalasi Rusia-Ukraina yang bertentangan dengan posisi China sendiri terkait konflik tersebut, menyusul pembicaraan hari Selasa dengan Presiden China.
Dilansir AP News, Presiden Finlandia Alexander Stubb menyampaikan komentarnya setelah bertemu selama lebih dari tiga jam dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing dalam kunjungan untuk membahas perang serta perdagangan dan isu-isu lainnya.
Pejabat China tidak mengomentari secara spesifik, tetapi media Pemerintah China mengatakan kedua pihak telah melakukan pertukaran pendapat yang mendalam.
BACA JUGA: Rusia dan Ukraina Saling Serang dengan Menggunakan Pesawat Nirawak
“Aktivitas Korea Utara saat ini, baik dalam hal ekspor senjata dan terutama dalam hal pengiriman pasukan ke Rusia merupakan eskalasi, ekspansi, dan provokasi,” kata Stubb.
Pemerintah AS pada hari Senin mengatakan bahwa Korea Utara telah mengirim 10.000 tentara ke Rusia di mana mereka diyakini menuju wilayah perbatasan Kursk di mana pasukan Ukraina telah merebut wilayah Rusia.
BACA JUGA: Meski Dekat dengan Rusia, Serbia Pilih Bertemu dengan Pemimpin Uni Eropa
Stubb mengatakan pengerahan pasukan itu bertentangan dengan posisi China yang menyatakan bahwa "tidak boleh ada eskalasi, tidak boleh ada perluasan, dan tidak boleh ada provokasi" di medan perang.
China dan Brasil mengeluarkan rencana perdamaian bersama awal tahun ini yang menyerukan tidak adanya perluasan medan perang.
BACA JUGA: Vladimir Putin Peringatkan Barat agar Tak Izinkan Ukraina Serang Rusia Lebih Jauh
Pemimpin Finlandia itu juga mengatakan bahwa China harus melanjutkan upayanya dalam mendorong perdamaian di Ukraina, dan bahwa titik awalnya haruslah rencana perdamaian Ukraina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News