
GenPI.co - Utusan AS Amos Hochstein, yang telah menghabiskan sebagian besar tahun lalu mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, kembali ke Lebanon pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan soal perang dengan pejabat senior.
Dilansir AP News, ia mengatakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, “tidak lagi cukup” untuk memastikan perdamaian dan diperlukan mekanisme baru untuk menegakkannya.
Resolusi tersebut menyerukan agar Hizbullah menarik diri dari perbatasan dengan Israel dan agar pasukan penjaga perdamaian PBB dan tentara Lebanon menguasai Lebanon selatan, tanpa kehadiran Hizbullah atau Israel.
BACA JUGA: Jerman Tangkap Pria Libya yang Diduga Merencanakan Serangan ke Kedutaan Besar Israel
Israel mengatakan resolusi tersebut tidak pernah dilaksanakan dan Hizbullah membangun infrastruktur militer yang luas hingga ke perbatasan.
Lebanon telah lama menuduh Israel melanggar wilayah udaranya dan gagal mematuhi ketentuan lain dalam resolusi tersebut.
BACA JUGA: Israel Mmebidik Cabang Keuangan Hizbullah yang Berpusat di Lebanon
Lebih lanjut, Amerika Serikat telah menyatakan harapan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Sinwar minggu lalu dapat memberikan dorongan baru untuk gencatan senjata di Gaza, yang akan memberikan dorongan besar bagi upaya paralel untuk menghentikan pertempuran di Lebanon.
Kepala badan keamanan Israel Shin Bet, Ronen Bar, mengunjungi Mesir untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu dan bertemu dengan pejabat Mesir pada hari Minggu, menurut seorang pejabat Mesir yang tidak berwenang memberikan keterangan kepada media dan berbicara dengan syarat anonim.
BACA JUGA: Sebuah Pesawat Nirawak Menargetkan Rumah Perdana Menteri Israel
Pejabat itu mengatakan Mesir, mediator utama antara Israel dan Hamas, tetap menentang kehadiran Israel di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, sebuah titik kritis utama dalam perundingan yang terhenti pada bulan Agustus.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News