
GenPI.co - Seorang pejabat Uni Eropa menyatakan penyesalannya atas kegagalan upaya gencatan senjata di Timur Tengah sejauh ini.
Dilansir AP News, ia mengatakan bahwa pertempuran antara Israel dan Hizbullah telah mempersulit upaya reformasi yang luas di Lebanon dan menciptakan kondisi yang memungkinkan bantuan keuangan internasional masuk.
Komisaris Uni Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarčič mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara Selasa malam di Manila bahwa reformasi yang terhenti di Lebanon mencakup pemilihan presiden baru, pembentukan pemerintahan yang berfungsi, dan penandatanganan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional.
BACA JUGA: Negara Anggota Uni Eropa Memilih Mengenakan Bea Masuk untuk Kendaraan Listrik China
“Sulit untuk melihat hal itu terjadi dalam situasi seperti ini ketika Lebanon berada di bawah tekanan seperti itu,” kata Lenarčič, yang terbang ke Manila untuk menghadiri konferensi Asia Pasifik tentang mitigasi bencana.
"Itulah salah satu alasan mengapa kami menyerukan gencatan senjata, agar Lebanon dapat mengatur dirinya sendiri sehingga dapat memanfaatkan semua pendanaan yang tersedia. Saya menyesal bahwa kami tidak didengarkan."
BACA JUGA: Hongaria: Tarif Uni Eropa untuk Kendaraan Listrik China Bagian Perang Dingin Ekonomi
Uni Eropa juga sangat prihatin atas terbunuhnya warga sipil dalam pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hizbullah.
“Kerusakan tambahan ini tidak dapat diterima,” kata Lenarčič.
BACA JUGA: China Balas Uni Eropa dengan Kenakan Tarif pada Minuman Brendi
Di samping itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan “kebutuhan mutlak untuk melakukan gencatan senjata tanpa penundaan lebih lanjut di Lebanon”.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News