
GenPI.co - Dari Amerika Serikat hingga Afrika Selatan, Siprus, Brasil, dan seterusnya, banyak anggota diaspora Lebanon yang tersebar luas tengah berjuang melawan dampak kekerasan, berduka, dicekam rasa takut terhadap orang-orang yang mereka cintai dan terhadap tanah air mereka.
Dilansir AP News, sekitar 1.400 warga Lebanon, termasuk warga sipil dan pejuang kelompok militan Hizbullah, telah terbunuh dan sekitar 1,2 juta orang mengungsi dari rumah mereka sejak Israel meningkatkan serangannya pada akhir September.
Bagi Lina Kayat, yang pindah ke Afrika Selatan hampir 36 tahun lalu tetapi masih memiliki keluarga besar di Lebanon, kekerasan dan ketegangan di sana mengingatkan pada masa-masa sulit sebelumnya.
BACA JUGA: Iran Mengisyaratkan Adanya Pembicaraan Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon
“Kami hidup dalam perang saudara untuk waktu yang lama, saat itu saya berusia sekitar tujuh tahun,” katanya.
“Rasanya seperti sejarah yang terulang kembali. Tidak diketahui siapa yang akan terbunuh selanjutnya.”
BACA JUGA: Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Tetap Berada di Perbatasan Lebanon Meski Ada Serangan
Kayat, yang tinggal di kota pesisir Durban di Afrika Selatan, berbicara setiap hari dengan keluarganya, termasuk ibu dan saudara perempuannya.
“Mereka sangat takut dan khawatir tentang apa yang akan terjadi,” katanya.
BACA JUGA: Israel Tingkatkan Pemboman di Gaza dan Lebanon Selatan
Generasi demi generasi warga Lebanon telah bergulat dengan pilihan untuk pergi mencari peluang yang lebih baik atau melarikan diri dari berbagai masa pergolakan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News