Rusia Bakal Alokasikan 32,5% dari Pengeluarannya Tahun Depan untuk Pertahanan

Rusia Bakal Alokasikan 32,5% dari Pengeluarannya Tahun Depan untuk Pertahanan - GenPI.co
Pemerintah Rusia ingin mengalokasikan 32,5% dari pengeluarannya tahun depan untuk pertahanan. (Foto: Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via Reuters)

GenPI.co - Pemerintah Rusia ingin mengalokasikan 32,5% dari pengeluarannya tahun depan untuk pertahanan, jumlah yang memecahkan rekor dan naik dari 28,3% yang dilaporkan tahun ini, karena Moskow berupaya menang dalam perang di Ukraina.

Dilansir AP News, rancangan anggaran pemerintah yang dirilis hari Senin mengusulkan pengeluaran sekitar 13,5 triliun rubel (lebih dari USD145 miliar) untuk pertahanan nasional.

Jumlah tersebut sekitar 3 triliun rubel (USD 32 miliar) lebih banyak dari yang disisihkan untuk pertahanan tahun ini dan merupakan rekor sebelumnya.

BACA JUGA:  Rusia Tembak Jatuh Lebih dari 100 Drone Ukraina dalam Serangan Terbesar Sejak Perang

Perang Ukraina adalah konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan telah menguras sumber daya kedua belah pihak, dengan Ukraina mendapatkan bantuan miliaran dolar dari sekutu Baratnya.

Pasukan Rusia lebih besar dan lebih lengkap perlengkapannya dibandingkan pasukan Ukraina, dan dalam beberapa bulan terakhir tentara Rusia secara bertahap telah berhasil mendorong mundur pasukan Ukraina di wilayah timur.

BACA JUGA:  China Minta Pemimpin Negara Lain Tidak Melakukan Perluasan Medan Perang Rusia-Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Amerika Serikat minggu lalu untuk mencari dukungan keuangan dan militer yang berkelanjutan saat perang mendekati tonggak tiga tahunnya Februari mendatang.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga mencari cara untuk mempertahankan upaya perangnya karena pengeluaran militer telah memberikan tekanan besar pada ekonomi Rusia.

BACA JUGA:  Rusia Menyinggung Kapasitas Nuklir Saat Berpidato di PBB

Awal bulan ini, bank sentral Rusia menaikkan suku bunga acuannya sebesar satu persen poin menjadi 19% untuk mengatasi inflasi yang tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya