GenPI.co 
GenPI.co - Israel dan Hizbullah masing-masing punya keinginan kuat untuk mengindahkan seruan internasional untuk gencatan senjata yang dapat mencegah perang habis-habisan, namun itu tidak berarti mereka akan melakukannya.
Dilansir AP News, Hizbullah terguncang setelah serangan canggih terhadap perangkat pribadi yang menewaskan dan melukai ratusan anggotanya.
Serangan udara Israel telah menewaskan dua komandan tinggi di Beirut dalam waktu kurang dari seminggu, dan pesawat tempur telah menggempur apa yang menurut Israel merupakan lokasi Hizbullah di sebagian besar wilayah Lebanon, menewaskan lebih dari 600 orang.
BACA JUGA: Perdana Menteri Israel Bersumpah Akan Terus Menekan Hizbullah dan Mengalahkan Hamas
Sejauh ini, Israel jelas lebih unggul secara militer, yang dapat membuatnya kurang bersedia berkompromi.
Namun, Israel tidak mungkin mencapai tujuannya untuk menghentikan serangan roket Hizbullah hanya dengan kekuatan udara, dan ancaman invasi darat ke Lebanon menimbulkan risiko besar.
BACA JUGA: PM Israel Benjamin Netanyahu Berjanji Menggunakan Kekuatan Penuh Melawan Hizbullah
Setelah hampir setahun berperang, pasukan Israel masih memerangi Hamas di Gaza. Dan Hizbullah adalah kekuatan yang jauh lebih tangguh.
“Hizbullah belum menggunakan 10% kemampuannya,” tulis koresponden urusan militer Yossi Yehoshua di Yediot Ahronot, surat kabar harian terbesar di Israel.
BACA JUGA: Hizbullah Tembakkan Rudal ke Tel Aviv Saat Israel Melancarkan Serangan Mematikan
“Euforia yang terlihat di antara para pengambil keputusan dan sebagian masyarakat harus disingkirkan: situasinya masih rumit dan mudah meledak.”
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
