Sistem Rudal AS Akan Tetap Berada di Filipina Meski Ada Kekhawatiran dari China

Sistem Rudal AS Akan Tetap Berada di Filipina Meski Ada Kekhawatiran dari China - GenPI.co
Pejabat keamanan Amerika dan Filipina telah sepakat untuk mempertahankan sistem rudal jarak menengah AS di Filipina utara. (AP Photo/Aaron Favila, File)

Namun Teodoro menolak tuntutan China tersebut sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Filipina, berbicara kepada wartawan pada hari Selasa di sela-sela pameran industri pertahanan Asia di Manila.

"China mengatakan bahwa mereka khawatir, tetapi itu adalah campur tangan terhadap urusan internal kami. Mereka menggunakan psikologi terbalik untuk menghalangi kami membangun kemampuan pertahanan kami," kata Teodoro.

"Sebelum mereka mulai bicara, mengapa mereka tidak memberi contoh? Hancurkan persenjataan nuklir mereka, singkirkan semua kemampuan rudal balistik mereka, keluar dari Laut Filipina Barat dan keluar dari Mischief Reef," kata Teodoro.

BACA JUGA:  Timnas Indonesia Pakai Pesawat Komersil Saat Pulang dari China, Kata Erick Thohir

"Maksud saya, jangan melempar batu jika Anda tinggal di rumah kaca."

Teodoro menggunakan nama Filipina untuk Laut Cina Selatan yang disengketakan dan untuk terumbu karang yang disengketakan di lepas pantai Filipina barat yang direbut oleh pasukan China pada tahun 1995 dan sekarang menjadi salah satu dari tujuh pangkalan pulau yang dilindungi rudal yang dipertahankan Cina di perairan yang disengketakan tersebut.

BACA JUGA:  China Pangkas Suku Bunga, Ambil Langkah Lain untuk Bantu Ekonomi yang Melambat

Kepala militer Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr. mengatakan ia telah meminta pejabat militer AS untuk mempertahankan sistem rudal tersebut di Filipina, tetapi menolak untuk mengatakan apa tanggapan mereka.

"Jika saya diberi pilihan, saya ingin Typhon tetap berada di Filipina selamanya karena kami membutuhkannya untuk pertahanan kami," kata Brawner kepada wartawan.

BACA JUGA:  Penelitian AS-China Telah Memberikan Dorongan bagi Teknologi Militer Beijing

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan mitranya dari China Wang Yi menyatakan kekhawatiran China yang "sangat dramatis" atas pengerahan rudal jarak menengah AS ke Filipina. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya