GenPI.co 
“Itulah sebabnya kami meninggalkan rumah, untuk melindungi anak-anak kami.”
Para simpatisan menawarkan apartemen atau kamar kosong di rumah mereka melalui unggahan di media sosial.
Sementara para relawan mendirikan dapur di sebuah pompa bensin kosong di Beirut, yang pertama kali menjadi pusat relawan setelah ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut tahun 2020, untuk memasak makanan bagi para pengungsi.
BACA JUGA: Pertempuran Terbuka dengan Israel, Hizbullah Membalas dengan Roket
Di kota bagian timur Baalbek, Kantor Berita Nasional milik pemerintah melaporkan bahwa antrean terbentuk di toko roti dan pompa bensin saat penduduk bergegas membeli persediaan penting untuk mengantisipasi gelombang pemogokan berikutnya pada hari Selasa.
Sementara itu, perlintasan perbatasan dengan Suriah mengalami kemacetan lalu lintas besar-besaran akibat banyaknya orang yang melarikan diri dari Lebanon ke negara tetangga.
BACA JUGA: Israel dan Hizbullah Meningkatkan Serangan, Potensi Perang Habis-habisan
Kelompok militan Lebanon Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan rudal pada malam hari dan pagi hari di delapan lokasi di Israel, termasuk pabrik bahan peledak di Zichron, 60 kilometer (37 mil) dari perbatasan.
Militer Israel mengatakan Selasa pagi bahwa 55 roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara, menyebabkan kebakaran dan merusak bangunan.
BACA JUGA: Israel Peringatkan AS Soal Operasi Militer di Lebanon yang Akan Segera Dilakukan
Pejabat militer mengatakan mereka melakukan puluhan serangan udara terhadap target Hizbullah, termasuk pada sel yang menembakkan roket semalam, dan bahwa tank dan artileri menyerang target di dekat perbatasan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
