
GenPI.co - Terjadi eskalasi yang memusingkan dalam konflik yang berlangsung hampir setahun antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Dilansir AP News, pertama, terjadi ledakan pager dan walkie-talkie selama dua hari yang digunakan oleh Hizbullah, serangan mematikan yang ditujukan ke Israel yang juga melukai warga sipil di sekitar Lebanon.
Pemimpin Hizbullah bersumpah untuk membalas , dan pada hari Jumat kelompok militan tersebut meluncurkan gelombang roket ke Israel utara.
BACA JUGA: Hizbullah Serang Israel Utara dengan 140 Roket
Kemudian pada hari itu, komandan unit paling elit Hizbullah tewas dalam serangan di Beirut yang menewaskan puluhan orang lainnya.
Banyak yang khawatir peristiwa tersebut merupakan awal dari perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah, kelompok Syiah yang didukung Iran dan merupakan kekuatan bersenjata terkuat di Lebanon.
BACA JUGA: Pemimpin Hizbullah Sebut Israel Telah Melewati 'Garis Merah'
Perang tersebut mengancam akan membawa kehancuran di Lebanon, serangan rudal besar-besaran ke kota-kota Israel, dan destabilisasi lebih lanjut di wilayah yang telah terguncang oleh perang di Gaza.
Selama lebih dari 11 bulan saling tembak di perbatasan Lebanon-Israel, kedua belah pihak telah berulang kali menarik diri ketika aksi balasan tampak mulai tak terkendali, di bawah tekanan berat dari AS dan sekutunya.
BACA JUGA: Israel Peringatkan AS Soal Operasi Militer di Lebanon yang Akan Segera Dilakukan
Namun dalam beberapa minggu terakhir, para pemimpin Israel telah memperingatkan kemungkinan operasi militer yang lebih besar dengan tujuan menghentikan serangan dari Lebanon.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News