
Roket berbahan bakar padat tiga tahap itu menempatkan satelit Chamran-1, yang beratnya 60 kilogram (132 pon), ke orbit sejauh 550 kilometer (340 mil), demikian dilaporkan media pemerintah.
Roket itu memuat ayat Al-Quran: "Apa yang ditinggalkan Allah adalah lebih baik bagimu, jika kamu orang-orang yang beriman."
Anak perusahaan milik negara dari Kementerian Pertahanan Iran dan para ahli di Institut Penelitian Dirgantara membangun satelit tersebut bersama pihak lain untuk "menguji sistem perangkat keras dan perangkat lunak untuk validasi teknologi manuver orbital," kata media pemerintah, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
BACA JUGA: Mengapa Ukraina Bersikeras Ingin Gunakan Rudal Jarak Jauh Barat untuk Serang Rusia?
Jenderal Hossein Salami, kepala Garda Revolusi, memuji peluncuran tersebut dalam sebuah pernyataan dan mengatakan para ilmuwan berhasil mengatasi “suasana sanksi internasional yang luas dan represif.”
Menanggapi pertanyaan dari The Associated Press, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pihaknya telah "lama menyatakan kekhawatiran kami bahwa program kendaraan peluncur luar angkasa Iran menyediakan jalur untuk memperluas sistem rudal jarak jauhnya."
BACA JUGA: Iran Panggil 4 Utusan Eropa Atas Tuduhan Memasok Rudal Balistik ke Rusia
"Kami terus menggunakan berbagai alat nonproliferasi, berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami, untuk melawan kemajuan lebih lanjut program rudal balistik Iran dan kemampuannya untuk menyebarkan rudal dan teknologi terkait," tambahnya. (*)
Kalian wajib tonton video yang satu ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News