
“Kita perlu memastikan bahwa dampak langsung dari banjir dan hujan lebat tidak menjadi masalah jangka panjang. Di provinsi Sindh saja, lebih dari 72.000 anak mengalami gangguan pendidikan,” katanya.
Lembaga amal lain, Islamic Relief yang berbasis di Inggris, juga mengatakan hujan deras selama berminggu-minggu di Pakistan sekali lagi telah memicu pengungsian dan penderitaan di antara masyarakat yang telah hancur oleh banjir tahun 2022 dan masih dalam proses membangun kembali kehidupan dan mata pencaharian mereka.
Asif Sherazi, direktur negara kelompok tersebut, mengatakan kelompoknya tengah menjangkau masyarakat yang terkena dampak banjir.
BACA JUGA: Rano Karno Sebut Perlu Pembesaran Drainase untuk Atasi Banjir Jakarta
Belum ada tanggapan langsung dari kementerian perubahan iklim dan otoritas penanggulangan bencana nasional.
Pakistan belum melakukan pekerjaan rekonstruksi besar karena pemerintah tidak menerima sebagian besar dana dari USD 9 miliar yang dijanjikan oleh masyarakat internasional pada konferensi donor tahun lalu di Jenewa.
BACA JUGA: Aliran Listrik di Ternate Terputus Akibat Banjir Bandang, PLN Gerak Cepat
“Kami tidak belajar dari banjir tahun 2022 itu. Jutaan orang telah membangun rumah dari batu bata lumpur di sepanjang aliran sungai, yang biasanya tetap kering,” kata Mohsin Leghari, yang menjabat sebagai menteri irigasi beberapa tahun lalu. (*)
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News