
GenPI.co - Pasukan Israel tampaknya telah mundur dari Jenin dan dua kamp pengungsi lainnya di Tepi Barat yang diduduki setelah operasi militer selama lebih dari seminggu yang menyebabkan puluhan orang tewas dan jejak kehancuran.
Dilansir AP News, Israel mengatakan serangan besar-besaran di wilayah Jenin ditujukan untuk membubarkan kelompok militan dan mencegah serangan. Warga Palestina khawatir perang di Gaza akan meluas.
Pemimpin senior Hamas Khalil al-Hayya menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan sengaja menunda negosiasi gencatan senjata, dan mendesak Amerika Serikat dan masyarakat internasional untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Israel.
BACA JUGA: Berisiko Melanggar Hukum Internasional, Inggris Tangguhkan Ekspor Senjata ke Israel
PBB mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza "sangat parah," dengan lebih dari 1 juta warga Palestina tidak menerima jatah makanan apa pun pada bulan Agustus dan penurunan 35% jumlah orang yang mendapatkan makanan matang setiap hari.
Sementara itu, dua dokter mengatakan kepada The Associated Press bahwa seorang wanita Amerika ditembak dan terbunuh di Tepi Barat.
BACA JUGA: Serangan Israel Menewaskan 5 Orang di Tepi Barat, Kata Pejabat Palestina
Dr. Ward Basalat mengatakan bahwa wanita berusia 26 tahun itu ditembak di kepala dan meninggal setelah tiba di rumah sakit pada hari Jumat.
Para saksi mata dan media Palestina melaporkan bahwa wanita tersebut ditembak oleh pasukan Israel saat menghadiri demonstrasi pro-Palestina yang menentang perluasan permukiman di Tepi Barat utara.
BACA JUGA: Militan Palestina Membunuh 3 Polisi Israel di Tepi Barat
Militer Israel tidak segera mengomentari penembakan tersebut. Dr. Fouad Naffa, kepala rumah sakit, juga mengonfirmasi kematian seorang warga negara Amerika. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News