Kemenhan Jepang Berupaya Capai Anggaran Rekor karena Menghadapi Ancaman dari China

Kemenhan Jepang Berupaya Capai Anggaran Rekor karena Menghadapi Ancaman dari China - GenPI.co
Kementerian Pertahanan Jepang pada hari Jumat berupaya mengajukan anggaran rekor karena meningkatnya ancaman China. (foto: REUTERS/Thomas Peter)

GenPI.co - Kementerian Pertahanan Jepang pada hari Jumat berupaya mengajukan anggaran rekor sebesar 8,5 triliun yen (USD 59 miliar) untuk tahun depan guna memperkuat pencegahannya di pulau-pulau barat daya terhadap meningkatnya ancaman China.

Dilansir AP News, pejabat pertahanan juga berfokus pada senjata tak berawak dan kecerdasan buatan untuk mengimbangi penurunan jumlah prajurit sebagai akibat dari menyusutnya populasi negara tersebut.

Permintaan kementerian untuk tahun 2025 menandai tahun ketiga dari rencana pembangunan militer cepat lima tahun Jepang di bawah strategi keamanan pemerintah yang sedang berlangsung.

BACA JUGA:  Perekonomian Jepang Tumbuh, Ditopang Belanja Konsumen dan Investasi Bisnis yang Sehat

Jepang bermaksud untuk membelanjakan 43 triliun yen (USD 297 miliar) hingga tahun 2027 untuk menggandakan pengeluaran militer tahunannya menjadi sekitar 10 triliun yen, menjadikannya negara dengan pengeluaran militer terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China.

Permohonan anggaran disetujui pada rapat Kementerian Pertahanan hari Jumat sebelum diserahkan ke Kementerian Keuangan untuk dinegosiasikan hingga bulan Desember.

BACA JUGA:  Jepang Catat Defisit Perdagangan karena Melonjaknya Harga Global yang Mendorong Impor

Jepang telah dengan cepat membangun pertahanan wilayah barat daya dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya ancaman militer China dan ketegangan di laut regional.

Anggaran sebesar 970 miliar yen (USD 6,7 miliar) dari permintaan anggaran untuk tahun 2025 mencakup biaya untuk memperkuat kemampuan serangan balik dengan pengembangan dan pembelian rudal jarak jauh dan peralatan untuk peluncurannya, termasuk dari kapal perusak kelas Aegis.

BACA JUGA:  Beraroma Teh Jepang, Parfum HINT Terbaru Beri Sensasi Menenangkan

Sekitar sepertiganya digunakan untuk konstelasi satelit yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan mendeteksi aktivitas terkait rudal, karena Korea Utara, China, dan Rusia mengembangkan rudal hipersonik yang lebih sulit dideteksi dan dilacak. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya