
GenPI.co - Iran melantik presiden baru negara itu pada hari Selasa, dengan politisi reformis dan ahli bedah jantung Masoud Pezeshkian berjanji bahwa pemerintahannya akan terus berusaha mencabut sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Barat atas program nuklir kontroversial Teheran.
Dilansir AP News, Pezeshkian menyampaikan pidato setelah diambil sumpahnya dalam sebuah upacara di parlemen di Teheran, ibu kota Iran.
Ia mengatakan bahwa ia menganggap normalisasi hubungan ekonomi dengan dunia sebagai hak Iran yang tidak dapat dicabut.
BACA JUGA: Vladimir Putin Memiliki Doktrin Nuklir Rusia untuk Penggunaan Senjata Atom, Apa Itu?
"Saya tidak akan berhenti berusaha mencabut sanksi yang menindas," katanya. "Saya optimis dengan masa depan."
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Minggu secara resmi mendukung Pezeshkian, mendesaknya untuk memprioritaskan tetangga, negara-negara Afrika dan Asia serta negara-negara yang telah "mendukung dan membantu" Iran dalam kebijakan hubungan luar negeri Teheran.
BACA JUGA: Korea Utara Ancam Tingkatkan Kemampuan Nuklir
Pezeshkian, anggota parlemen yang sudah lama menjabat, memenangkan pemilihan presiden pada bulan Juli setelah pendahulunya Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei yang memicu pemilihan awal.
Ia memiliki waktu dua minggu untuk membentuk Kabinetnya guna mendapatkan mosi percaya di parlemen.
BACA JUGA: Perusahaan Korea Selatan Terpilih untuk Bangun 2 Reaktor Nuklir Baru di Republik Ceko
Sanksi tersebut telah menghantam ekspor minyak penting Iran, memblokir transaksi pada jaringan perbankan internasional, dan memacu inflasi, yang mencapai sekitar 40%. Dolar diperdagangkan dengan 584.000 rial Iran, penurunan tajam mata uang negara tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News