
GenPI.co - Baik itu Gaza, Ukraina, Suriah, atau tatanan dunia baru, Rusia versus Amerika Serikat dan Barat telah menjadi perbincangan selama masa kepemimpinan Moskow di Dewan Keamanan bulan ini, dengan perpecahan yang makin besar terlihat jelas.
Dilansir AP News, ketegangan itu bukanlah hal baru.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 yang melanggar Piagam PBB, yang menekankan kedaulatan dan integritas teritorial semua 193 anggota organisasi dunia, Barat telah menyerang Moskow.
BACA JUGA: Uni Eropa Kirim USD 1,6 Miliar ke Ukraina dari Aset Rusia yang Dibekukan
Namun bulan ini, dengan Rusia yang bertanggung jawab atas agenda Dewan Keamanan, permusuhan tersebut lebih terlihat publik, bahkan hingga ke formalitas yang dingin.
Wakil duta besar AS, Robert Wood, menolak memanggil menteri luar negeri Rusia atau diplomat Rusia lainnya dengan sebutan "Tuan Presiden," sebagaimana panggilan standar bagi siapapun yang memimpin dewan, sebuah tanda lebih lanjut mengenai hubungan AS-Rusia yang dingin.
BACA JUGA: Ukraina Klaim Telah Menyerang Depot Minyak di Rusia
Sebagai balasannya, diplomat Rusia telah menambahkan keunggulan pada tanggapan biasa terhadap pembicara yang berselisih dengan Rusia, khususnya orang Amerika.
"Sebagai presiden Dewan Keamanan, saya harus berterima kasih kepada Amerika Serikat atas pernyataannya," kata Dmitry Polyansky, wakil duta besar Rusia, yang tampak jelas marah, menanggapi pernyataan kritis Wood tentang Rusia pada sebuah pertemuan hari Senin mengenai Suriah.
BACA JUGA: Bank Sentral Rusia Menaikkan Suku Bunga karena Inflasi Meningkat
Sikap menggertakkan gigi tersebut telah memperkuat kesan bahwa Dewan Keamanan sering kali berseberangan tujuan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mampu bersikap agak diplomatis dan mengadopsi resolusi mengenai beberapa titik panas dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News