GenPI.co 
Dua warga Rusia dan seorang warga Ukraina pro-Moskow akhirnya dihukum atas peran mereka dalam serangan itu.
Washington dan Berlin mengatakan dalam pernyataan bersama bulan ini bahwa senjata AS yang akan ditempatkan di Jerman pada akhirnya akan mencakup rudal SM-6, rudal jelajah Tomahawk, dan "senjata hipersonik yang sedang dikembangkan", termasuk senjata dengan jangkauan yang jauh lebih jauh daripada yang saat ini digunakan di seluruh Eropa.
Sebagian besar sistem rudal Rusia mampu membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
BACA JUGA: PM India Bahas Perang Ukraina dengan Austria, Sehari Setelah Bertemu Vladimir Putin
Wakil menteri luar negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan minggu lalu bahwa Kremlin tidak mengesampingkan kemungkinan pengerahan rudal nuklir baru sebagai tanggapan atas langkah AS.
Ryabkov menambahkan bahwa mempertahankan Kaliningrad, daerah kantong Rusia yang dijaga ketat oleh militer dan diapit oleh negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania, merupakan perhatian khusus.
BACA JUGA: Vladimir Putin Sebut Rusia Tidak Perlu Senjata Nuklir untuk Menang Perang di Ukraina
Selama bertahun-tahun Putin menganggap penempatan infrastruktur rudal AS di Eropa sebagai langkah agresif yang bertujuan untuk melumpuhkan kemampuan Moskow.
Berita tentang rencana penempatan senjata baru di Jerman muncul pada pertemuan puncak NATO di Washington awal bulan ini.
BACA JUGA: Vladimir Putin Teken RUU yang Menaikkan Pajak Penghasilan bagi Orang Kaya di Rusia
Pada acara yang sama, sekutu mengumumkan bahwa pangkalan AS baru di Polandia, tetangga barat Ukraina, siap untuk dioperasikan dan akan mampu mencegat rudal balistik. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
