
GenPI.co - Kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat terjadi saat negosiasi untuk mengakhiri perang Israel-Hamas dan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza berjalan lambat, tanpa ada kesepakatan segera yang terlihat.
Dilansir AP News, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat terus mendesak Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata bertahap yang akan menghentikan pertempuran dan membebaskan para sandera.
Negosiasi tersebut telah berulang kali menemui kendala terkait perselisihan tentang tata kelola Gaza pascaperang dan seberapa lama gencatan senjata tersebut akan berlangsung.
BACA JUGA: Benjamin Netanyahu Berupaya Meningkatkan Dukungan AS untuk Israel
Janji Netanyahu untuk "kemenangan total" di Gaza yang disambut tepuk tangan meriah dari Kongres pada hari Rabu berisiko mengobarkan ketegangan dengan Hamas di saat pembicaraan masih sensitif.
Namun, ia juga mendapat tekanan AS yang meningkat untuk terlibat dengan tulus dalam upaya gencatan senjata.
BACA JUGA: Israel Ditentang Ikut Olimpiade Paris 2024, Presiden Prancis Buka-bukaan
Para kritikus mengatakan Netanyahu menunda negosiasi sehingga ia dapat memperpanjang perang demi keuntungan politiknya sendiri.
Sebuah tim negosiator Israel yang seharusnya melakukan perjalanan ke Qatar untuk putaran pembicaraan berikutnya ditahan pada hari Kamis dan mungkin akan dikirim minggu depan.
BACA JUGA: Israel Tampil di Olimpiade Paris 2024, Palestina Beri Kecaman ke IOC
Selama perjalanan tersebut, Netanyahu tampaknya menghindari pembicaraan gencatan senjata di depan publik, yang membuat marah keluarga sandera di Israel yang merasa penderitaan mereka diabaikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News