
GenPI.co - Para menteri luar negeri Asia Tenggara dan diplomat tinggi dari mitra utama termasuk Amerika Serikat dan China berkumpul di ibu kota Laos pada hari Kamis.
Dilansir AP News, pembicaraan tiga hari yang diharapkan akan fokus pada perang saudara yang semakin kejam di Myanmar, ketegangan di Laut Cina Selatan, dan isu-isu regional lainnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan berpartisipasi dalam pertemuan PBB Asia Tenggara di Vientiane, yang diadakan ketika Beijing dan Washington tengah berupaya memperluas pengaruh mereka di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Bersama China, Ukraina Mencari Titik Temu untuk Mengakhiri Perang dengan Rusia
China juga merupakan sekutu terpenting Rusia dalam perang melawan Ukraina, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba pada hari Kamis untuk mengambil bagian dalam pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith mengucapkan terima kasih kepada para anggota dan mitra ASEAN atas “usaha kolektif yang tak tergoyahkan” yang membuahkan berbagai pencapaian di masa lalu.
BACA JUGA: Rusia Kerahkan Jet Tempur untuk Mencegat Pesawat Pembom AS di Atas Laut Barents
Ia menekankan pentingnya kerja berkelanjutan blok tersebut untuk mendorong perdamaian dan stabilitas.
"Mengingat perubahan geopolitik dan geoekonomi yang cepat dan kompleks, kita perlu lebih meningkatkan sentralitas dan persatuan ASEAN untuk meningkatkan relevansi dan ketahanan ASEAN, dengan tujuan mengatasi tantangan yang muncul dan memanfaatkan peluang di masa depan," katanya dalam pernyataan pembukaan.
BACA JUGA: AS Bakal Investasi Meningkatkan Sensor agar Bisa Mengimbangi Rusia dan China
Bagi negara-negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Brunei dan Laos), kekerasan di Myanmar menjadi agenda utama saat blok tersebut berupaya menerapkan “konsensus lima poin” untuk perdamaian.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News