
GenPI.co - Faksi Palestina Hamas dan Fatah menandatangani deklarasi di Beijing yang berisi janji untuk membentuk pemerintahan bersama, kata kelompok itu Selasa, dalam upaya terbaru untuk menyelesaikan persaingan panjang mereka.
Dilansir AP News, kedua belah pihak mengatakan kesepakatan itu, yang tidak memberikan jaminan atau jadwal, hanyalah langkah awal.
Deklarasi sebelumnya telah gagal, sehingga menimbulkan keraguan mengenai apakah negosiasi yang disponsori China dapat menghasilkan resolusi antara Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza selama 17 tahun terakhir, dan Fatah, kekuatan utama dalam Otoritas Palestina yang didukung AS yang mengelola sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.
BACA JUGA: Dukung Israel, Argentina Tetapkan Hamas sebagai Kelompok Teroris
Israel segera mengecam perjanjian tersebut. AS dan negara-negara Barat lainnya menolak menerima pemerintahan Palestina yang mencakup Hamas.
Kecuali jika Hamas secara tegas mengakui Israel, sebuah faktor yang turut menghancurkan upaya-upaya persatuan di masa lalu, bersama dengan persaingan antar-faksi itu sendiri untuk mendapatkan kekuasaan.
BACA JUGA: Komandan Militer Hamas Jadi Target Serangan Israel, 90 Orang Tewas di Gaza Selatan
Lembaga penyiaran negara China CCTV mengumumkan bahwa kedua belah pihak dan faksi-faksi Palestina lainnya yang lebih kecil menandatangani Deklarasi Beijing tentang "mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan Palestina," yang berjanji untuk membentuk pemerintahan persatuan bagi wilayah Palestina.
Perjanjian tersebut hanya memberikan garis besar tentang bagaimana mereka akan bekerja sama.
BACA JUGA: Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Masih Berlanjut
“Ada peluang … tetapi tidak besar, karena tidak ada jadwal pelaksanaan yang spesifik,” kata Hani Al-Masry, seorang pakar urusan rekonsiliasi Palestina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News