
GenPI.co - Sebuah perjanjian yang ditandatangani akan membuka jalur komunikasi langsung antara kantor kepresidenan China dengan Filipina.
Dilansir AP News, hal itu untuk membantu mencegah konfrontasi baru agar tidak meluas di luar kendali di Laut Cina Selatan yang disengketakan, menurut sorotan perjanjian yang dilihat oleh The Associated Press pada hari Selasa.
China dan Filipina telah membuat saluran telepon darurat seperti itu di tingkat yang lebih rendah di masa lalu untuk mengelola perselisihan dengan lebih baik, khususnya di dua beting yang disengketakan dengan sengit.
BACA JUGA: Permintaan Konsumen Menurun Membuat Perekonomian China Melambat
Di mana Filipina menuduh pasukan China melakukan tindakan permusuhan yang semakin meningkat dan China mengatakan kapal-kapal Filipina telah melanggar batas meskipun telah berulang kali diberi peringatan.
Namun, pertikaian teritorial tersebut terus berlanjut sejak tahun lalu, sehingga memicu kekhawatiran akan konflik bersenjata yang lebih besar yang dapat melibatkan Amerika Serikat.
BACA JUGA: PBB Sebut Badai Pasir dan Debu Makin Meningkat dari Afrika hingga China Utara
Amerika Serikat telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka berkewajiban untuk membela Filipina, sekutu perjanjian utama Asia, jika pasukan Filipina diserang di perairan yang disengketakan tersebut.
Jenderal AS Charles Brown Jr., ketua Kepala Staf Gabungan, bertemu dengan panglima militer Filipina Jenderal Romeo Brawner di Manila pada hari Selasa.
BACA JUGA: Jerman Larang Pakai Bagian Inti Jaringan 5G dari Perusahaan China Huawei dan ZTE
Mereka membahas cara-cara untuk lebih meningkatkan hubungan pertahanan, meningkatkan kemampuan militer untuk beroperasi bersama dan memastikan kemampuan regional, kata militer Filipina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News