
GenPI.co - China dan Bangladesh menegaskan kembali hubungan mereka selama kunjungan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina ke Beijing pada hari Rabu karena ketegangan meningkat di kawasan tersebut terkait sengketa wilayah dan sumber daya.
Dilansir AP News, Kantor Berita Resmi China Xinhua mengutip Wang Huning, anggota Komite Tetap Politbiro China yang bertemu dengan Hasina.
Dikatakan bahwa, “China dan Bangladesh telah menghormati dan memperlakukan satu sama lain dengan setara, memberikan contoh yang baik tentang hidup berdampingan secara bersahabat dan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara.”
BACA JUGA: PBB Sebut China Jadi Pemimpin Tak Tertandingi dalam Aplikasi Paten AI Generatif
Xinhua melaporkan Hasina kemudian bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan “meningkatkan hubungan mereka menjadi kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif.”
Tidak ada rincian yang diberikan. Namun, penunjukan hubungan tersebut secara umum mencakup hubungan ekonomi yang lebih erat, yang sebagian besar didanai oleh bank-bank kebijakan China.
BACA JUGA: Uni Eropa Mengenakan Bea Masuk yang Jauh Lebih Tinggi untuk Kendaraan Listrik China
Bangladesh menempati posisi strategis di antara Myanmar, sekutu lama China yang kini dilanda konflik internal, dan India, raksasa Asia yang sedang bangkit namun berkonflik perbatasan dengan China sejak lama.
Hasina bertemu dengan mitranya dari China, Li Qiang, pada hari Rabu dan mengawasi penandatanganan 28 perjanjian bilateral yang sebagian besar mencakup perdagangan dan investasi.
BACA JUGA: Lawan China, NATO dan Mitranya di Asia Bergerak Lebih Dekat di Bawah Kepemimpinan AS
Sementara Bangladesh menjalin kemitraan pembangunan dengan Amerika Serikat dan India, negara ini juga semakin dekat dengan China, yang banyak terlibat dalam proyek infrastruktur utama negara tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News