Kepala Intelijen AS Tuding Iran Mendorong Protes Perang Gaza untuk Memicu Kemarahan

Kepala Intelijen AS Tuding Iran Mendorong Protes Perang Gaza untuk Memicu Kemarahan - GenPI.co
Pemerintah Iran secara diam-diam mendorong protes Amerika atas perang Israel melawan Hamas di Gaza. (AP Photo/Mary Altaffer, File)

GenPI.co - Pemerintah Iran secara diam-diam mendorong protes Amerika atas perang Israel melawan Hamas di Gaza dalam upaya untuk memicu kemarahan menjelang pemilu musim gugur, kata pejabat intelijen tinggi negara itu pada hari Selasa.

Dilansir AP News, dengan menggunakan platform media sosial yang populer di AS, kelompok-kelompok yang terkait dengan Teheran telah menyamar sebagai aktivis daring.

Mereka mendorong protes dan telah memberikan dukungan finansial kepada beberapa kelompok protes, kata Direktur Intelijen Nasional Avril Haines dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Serangan Israel yang Menghancurkan Gaza Dorong Hamas Melunak Soal Gencatan Senjata

“Iran menjadi makin agresif dalam upaya pengaruh asing mereka, berusaha memicu perselisihan dan merusak kepercayaan pada lembaga demokrasi kita,” kata Haines.

Upaya yang dicatat oleh pejabat tinggi intelijen AS ini merupakan bukti terbaru bahwa musuh Amerika memanfaatkan internet untuk merusak perdebatan dalam negeri dan memperlebar perpecahan politik menjelang pemilu.

BACA JUGA:  Hamas Sebut Serangan Israel di Gaza Utara Dapat Menggagalkan Upaya Gencatan Senjata

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan penting untuk memperingatkan warga Amerika agar membantu mereka "mewaspadai upaya kekuatan asing untuk mengambil keuntungan dari atau menguasai aktivitas protes mereka yang sah."

Ia juga memperingatkan Iran bahwa “campur tangan dalam politik kami dan berusaha memicu perpecahan adalah hal yang tidak dapat diterima.”

BACA JUGA:  Serangan Bom Israel di Kota Gaza Memaksa Fasilitas Medis Ditutup

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran, Rusia, dan China semuanya telah menyempurnakan kemampuan mereka untuk menggunakan bot daring dan jaringan akun media sosial palsu untuk memperkuat perdebatan yang memecah belah di AS mengenai imigrasi, penembakan oleh polisi, COVID-19, bencana lingkungan, dan bahkan balon mata-mata China.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya