GenPI.co 
GenPI.co - Suhu terik selama berbulan-bulan yang terkadang mencapai lebih dari 50 derajat Celsius (122 Fahrenheit) di beberapa wilayah India tahun ini, gelombang panas terburuk dalam lebih dari satu dekade, menyebabkan ratusan orang meninggal atau sakit.
Dilansir AP News, namun jumlah kematian resmi yang tercantum dalam laporan pemerintah hampir tidak mencerminkan jumlah korban sebenarnya.
Hal itu memengaruhi persiapan di masa mendatang untuk menghadapi cuaca panas yang serupa, menurut para ahli kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: Upaya Jadi Penyeimbang China, India Tingkatkan Hubungan Pertahanan dengan Bangladesh
India kini mendapat sedikit waktu istirahat dari cuaca panas yang menyengat, dan serangkaian masalah cuaca ekstrem yang berbeda saat hujan monsun melanda wilayah timur laut.
Tetapi selama berbulan-bulan cuaca panas ekstrem tersebut telah memakan korban di sebagian besar wilayah negara tersebut, terutama di India utara, tempat pejabat pemerintah melaporkan sedikitnya 110 kematian terkait cuaca panas.
BACA JUGA: Panas Ekstrem di India Telah Menewaskan Lebih dari 100 Orang
Pakar kesehatan masyarakat mengatakan jumlah kematian akibat panas yang sebenarnya kemungkinan mencapai ribuan, tetapi karena panas sering kali tidak tercantum sebagai alasan dalam surat keterangan kematian, banyak kematian akibat panas tidak terhitung dalam angka resmi.
Kekhawatirannya, kata mereka, adalah bahwa tidak dihitungnya jumlah kematian berarti masalah gelombang panas tidak diprioritaskan sebagaimana mestinya, dan para pejabat tidak mengetahui cara untuk mempersiapkan penduduk mereka menghadapi suhu yang sangat panas.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Berdampak pada Jutaan Orang di India
Semua tahun terpanas di India yang pernah tercatat terjadi dalam dekade terakhir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
