Pakar Tuduh Pihak yang Bertikai di Sudan Manfaatkan Kelaparan sebagai Senjata

Pakar Tuduh Pihak yang Bertikai di Sudan Manfaatkan Kelaparan sebagai Senjata - GenPI.co
Pakar hak asasi manusia yang bekerja untuk PBB pada hari Rabu menuduh pihak-pihak yang bertikai di Sudan menggunakan kelaparan sebagai senjata. (Foto AP/Patricia Simon, File)

GenPI.co - Pakar hak asasi manusia yang bekerja untuk PBB pada hari Rabu menuduh pihak-pihak yang bertikai di Sudan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, di tengah meningkatnya peringatan tentang bencana kelaparan yang akan segera terjadi di negara Afrika tersebut.

Dilansir AP News, Sudan terjerumus ke dalam kekacauan pada bulan April tahun lalu ketika ketegangan antara militer negara itu dan kelompok paramiliter terkenal, Pasukan Dukungan Cepat, meledak menjadi pertempuran terbuka di ibu kota, Khartoum dan tempat lain di negara itu.

Pertempuran selama empat belas bulan telah menewaskan lebih dari 14.000 orang dan melukai 33.000 lainnya, menurut PBB, tetapi aktivis hak asasi manusia mengatakan jumlah korban bisa jauh lebih tinggi.

BACA JUGA:  PBB Sebut Lebih dari 10 Juta Orang di Sudan Telah Meninggalkan Rumah karena Perang

Ada banyak laporan mengenai kekerasan seksual yang merajalela dan kekejaman lainnya yang menurut kelompok hak asasi manusia merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Konflik tersebut menciptakan krisis pengungsian terbesar di dunia dengan lebih dari 11 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. 

BACA JUGA:  Gen Z Dari Seluruh Dunia Akan Hadir di Simulasi Sidang PBB di Bali!

"Baik SAF maupun RSF menggunakan makanan sebagai senjata dan membuat warga sipil kelaparan," kata para ahli, menggunakan inisial untuk Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat.

"Tingkat kelaparan dan pengungsian yang kita lihat di Sudan saat ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata mereka.

BACA JUGA:  PBB Dukung Rencana Gencatan Senjata Israel-Hamas yang Ditawarkan AS

Baik militer maupun RSF tidak membalas panggilan telepon untuk meminta komentar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya