Perjanjian Rusia-Korea Utara Bisa Kurangi Pengaruh China, Pakar: Responsnya Lemah

Perjanjian Rusia-Korea Utara Bisa Kurangi Pengaruh China, Pakar: Responsnya Lemah - GenPI.co
Tanpa adanya pilihan yang jelas, China tampak menjaga jarak ketika Rusia dan Korea Utara makin mendekatkan diri satu sama lain. (Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea via AP)

GenPI.co - Tanpa adanya pilihan yang jelas, China tampak menjaga jarak ketika Rusia dan Korea Utara makin mendekatkan diri satu sama lain melalui pakta pertahanan baru yang dapat mengganggu keseimbangan kekuatan di antara tiga negara otoriter tersebut.

Dilansir AP News, para ahli mengatakan para pemimpin China kemungkinan besar khawatir atas potensi hilangnya pengaruh terhadap Korea Utara setelah pemimpinnya Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian tersebut minggu ini.

Hal itu dapat meningkatkan ketidakstabilan di Semenanjung Korea.

BACA JUGA:  China Memiliki Banyak Pilihan Jika Terjadi Perang Dagang dengan Eropa

Beijing mungkin juga kesulitan untuk memberikan tanggapan terhadap kemitraan terkuat Rusia-Korea Utara sejak Perang Dingin karena kedua negara memiliki tujuan yang bertentangan: menjaga perdamaian di kedua Korea sambil melawan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya di panggung global.

Beijing sejauh ini belum mengomentari perjanjian tersebut, yang mengharuskan kedua negara untuk memberikan bantuan pertahanan jika negara lain diserang.

BACA JUGA:  AS Sebut Punya Kewajiban Bela Filipina Setelah Bentrokan Baru dengan China

China hanya menegaskan kembali pernyataan bahwa mereka berupaya untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan memajukan penyelesaian politik di Korea Utara. 

Respons China “sangat lemah,” kata Victor Cha, wakil presiden senior untuk Asia dan Korea di Pusat Studi Strategis dan Internasional, seraya menambahkan bahwa hal ini bisa menjadi tanda bahwa Beijing belum tahu apa yang harus dilakukan.

BACA JUGA:  China Bersedia Meningkatkan Koridor Ekonomi dengan Pakistan

“Setiap pilihan adalah pilihan yang buruk,” katanya. “Anda tidak dapat mengambil keputusan karena adanya persaingan pandangan yang sangat kuat, atau… Anda tidak mampu mengambil keputusan karena Anda tidak tahu cara mengevaluasi situasi.”

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya