
GenPI.co - Korea Selatan memanggil duta besar Rusia untuk memprotes pakta pertahanan baru negara itu dengan Korea Utara pada hari Jumat.
Dilansir AP News, ketegangan perbatasan terus meningkat dengan ancaman yang tidak jelas dan serangan singkat yang tampaknya tidak disengaja oleh pasukan Korea Utara.
Saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan ancaman pembalasan setelah aktivis Korea Selatan menerbangkan balon yang membawa selebaran propaganda anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
BACA JUGA: Perjanjian Pertahanan Bersama Korea Utara dan Rusia Menimbulkan Pertanyaan baru
Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya telah melepaskan tembakan peringatan pada hari sebelumnya untuk mengusirnya.
Tentara Korea Utara yang sempat melintasi perbatasan darat kedua negara untuk ketiga kalinya pada bulan ini.
BACA JUGA: Rusia dan Korea Utara Memiliki Hubungan yang Rumit Selama Beberapa Dekade
Hal ini terjadi dua hari setelah Moskow dan Pyongyang mencapai perjanjian yang menjanjikan bantuan pertahanan bersama jika salah satu dari mereka diserang.
Sehari setelah Seoul menanggapinya dengan mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan untuk memberikan senjata ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
BACA JUGA: Rusia dan Korea Utara Tandatangani Perjanjian Kemitraan Terkuat Sejak Perang Dingin
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Hong Kyun memanggil Duta Besar Rusia Georgy Zinoviev untuk memprotes kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un dan menyerukan Moskow untuk segera menghentikan dugaan kerja sama militer dengan Pyongyang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News