Zelenskyy Tuduh China Menekan Negara Lain untuk Tak Hadiri Perundingan Damai Ukraina

Zelenskyy Tuduh China Menekan Negara Lain untuk Tak Hadiri Perundingan Damai Ukraina - GenPI.co
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh China membantu Rusia mengganggu konferensi perdamaian. (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS/WSJ/sad.)

GenPI.co - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu menuduh China membantu Rusia mengganggu konferensi perdamaian mendatang yang diselenggarakan Swiss mengenai perang di Ukraina.

Dilansir AP News, berbicara pada konferensi keamanan utama Asia, Zelenskyy mengatakan bahwa China menekan negara-negara lain dan para pemimpin mereka untuk tidak menghadiri pembicaraan mendatang. Dia tidak menyebutkan yang mana.

“Rusia, yang menggunakan pengaruh China di kawasan ini, dan juga menggunakan diplomat China, melakukan segalanya untuk mengganggu pertemuan puncak perdamaian,” katanya pada konferensi pers di forum pertahanan Shangri-La.

BACA JUGA:  Zelenskyy Klaim Ukraina Telah Mengambil Kendali di Wilayah Kharkiv

“Sangat disayangkan bahwa negara besar yang independen dan kuat seperti China justru menjadi instrumen di tangan (pemimpin Rusia Vladimir) Putin.”

China telah mempertaruhkan apa yang mereka katakan sebagai posisi netral dalam perang tersebut, sehingga menempatkan China bertentangan dengan Ukraina, Amerika Serikat, dan sebagian besar negara Eropa.

BACA JUGA:  Pasukan Ukraina Menarik Diri, Volodymyr Zelenskyy Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Perdagangannya dengan Rusia telah meningkat, mengurangi dampak ekonomi dari sanksi-sanksi Barat.

Dan badan-badan intelijen Amerika, Ukraina, dan lainnya mengatakan ada bukti bahwa suku cadang China dimasukkan ke dalam persenjataan Rusia, meskipun China tidak secara langsung mempersenjatai tetangganya.

BACA JUGA:  Serangan Rusia di Timur Laut Ukraina Beri Tekanan Lebih Besar pada Pasukan Zelenskyy

Swiss berharap China akan menghadiri konferensi perdamaian pada pertengahan Juni, namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning memberi isyarat pada hari Jumat bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya