
GenPI.co - AS berusaha menggalang dukungan untuk memeras lebih banyak uang bagi Ukraina dari aset-aset Rusia yang dibekukan dan bersatu melawan praktik perdagangan China.
Dilansir AP News, hal itu disampaikan ketika para menteri keuangan dari negara-negara demokrasi kaya G7 membuka pertemuan dua hari pada hari Jumat pada hari Jumat.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada pertemuan di Stresa mendorong “opsi yang lebih ambisius” untuk membuka dana dari sekitar USD 260 miliar cadangan bank sentral Rusia yang dibekukan di Eropa dan AS setelah invasi pada 24 Februari 2022.
BACA JUGA: AS Akan Umumkan Tambahan Bantuan Militer Senilai USD 275 Juta untuk Ukraina
Bantuan untuk Ukraina kini menjadi lebih mendesak karena kondisi keuangan Kyiv terlihat lebih lemah dibandingkan kemungkinan konflik akan berlanjut hingga tahun depan dan seterusnya.
Rusia makin meningkatkan penghancuran infrastruktur sipil seperti pembangkit listrik.
BACA JUGA: Rusia Serang Jaringan Listrik Ukraina, Terjadi Pemadaman Bergilir Secara Nasional
Kongres AS telah meloloskan undang-undang yang mengizinkan pemerintahan Biden untuk menyita sekitar USD 5 miliar aset Rusia yang berlokasi di AS, namun sebagian besar dananya berada di Eropa.
Dengan alasan masalah hukum, para pejabat Eropa menolak keras penyitaan uang tersebut dan menyerahkannya ke Ukraina sebagai kompensasi atas kehancuran yang disebabkan oleh Rusia.
BACA JUGA: Rudal Rusia Membunuh 7 Orang di Kota Terbesar Kedua di Ukraina
Sebaliknya mereka berencana menggunakan bunga yang terakumulasi pada aset tersebut, namun jumlah tersebut hanya sekitar USD 3 miliar per tahun, sekitar kebutuhan pembiayaan satu bulan bagi pemerintah Ukraina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News