
GenPI.co - Undang-Undang mobilisasi yang memecah belah di Ukraina mulai berlaku pada hari Sabtu.
Dilansir AP News, Ukraina berjuang untuk meningkatkan jumlah pasukan setelah Rusia melancarkan serangan baru yang dikhawatirkan dapat mendekati kota terbesar kedua di Ukraina.
Undang-undang tersebut, yang disederhanakan dari rancangan aslinya, akan memudahkan untuk mengidentifikasi setiap wajib militer di negara tersebut.
BACA JUGA: Bantuan Militer AS Bisa Membuat Perbedaan bagi Ukraina di Medan Perang
Hal ini juga memberikan insentif kepada tentara, seperti bonus tunai atau uang untuk membeli rumah atau mobil, yang menurut beberapa analis tidak mampu dibayar oleh Ukraina.
Anggota parlemen berlarut-larut selama berbulan-bulan dan baru mengesahkan undang-undang tersebut pada pertengahan April, seminggu setelah Ukraina menurunkan usia bagi laki-laki yang dapat mengikuti wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun.
BACA JUGA: Vladimir Putin Sebut Rusia Siap Bernegosiasi Soal Ukraina
Langkah-langkah tersebut mencerminkan meningkatnya tekanan yang ditimbulkan oleh perang dengan Rusia selama lebih dari dua tahun terhadap pasukan Ukraina, yang berusaha mempertahankan garis depan dalam pertempuran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menandatangani dua undang-undang lainnya pada hari Jumat, yang mengizinkan tahanan untuk bergabung dengan tentara dan meningkatkan denda bagi mereka yang menghindari wajib militer sebanyak lima kali lipat.
BACA JUGA: Mantan Presiden Ukraina: Penundaan Bantuan Militer AS Adalah Buang-buang Waktu
Rusia mendaftarkan tawanannya sejak awal perang, dan kekurangan personel memaksa Ukraina untuk mengadopsi langkah-langkah baru yang kontroversial.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News