
GenPI.co - Israel memerintahkan evakuasi baru di kota Rafah di Gaza selatan pada hari Sabtu, memaksa puluhan ribu orang lagi untuk meninggalkan Gaza.
Dilansir AP News, Israel bersiap untuk memperluas operasi militernya lebih jauh ke tempat yang dianggap sebagai tempat perlindungan terakhir di Gaza, meskipun ada peningkatan jumlah pengungsi.
Ketika protes pro-Palestina terus berlanjut terhadap perang tersebut, militer Israel juga mengatakan bahwa mereka bergerak ke wilayah Gaza utara yang hancur dan menyatakan bahwa kelompok militan Hamas telah berkumpul kembali setelah tujuh bulan pertempuran.
BACA JUGA: Berbeda Pandangan Soal Perang Gaza, Hubungan Joe Biden dan PM Israel Menjadi Rumit
Israel kini telah mengevakuasi sepertiga bagian timur Rafah, dan juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan puluhan militan tewas di sana karena “operasi yang ditargetkan terus berlanjut.”
PBB telah memperingatkan bahwa rencana invasi besar-besaran ke Rafah akan semakin melumpuhkan operasi kemanusiaan dan menyebabkan peningkatan kematian warga sipil.
BACA JUGA: Israel Bakal Perluas Serangan di Gaza, Warga Palestina Meninggalkan Rafah
Rafah berbatasan dengan Mesir dan dekat dengan pintu masuk bantuan utama, yang sudah terkena dampaknya.
Pasukan Israel telah merebut penyeberangan Rafah di sisi Gaza, dan memaksanya ditutup.
BACA JUGA: Gaza Dilanda Kelaparan, Apa Hambatan dalam Menyalurkan Bantuan Kemanusiaan?
Mesir telah menolak untuk berkoordinasi dengan Israel mengenai pengiriman bantuan melalui penyeberangan karena “eskalasi Israel yang tidak dapat diterima,” lapor saluran televisi milik negara Al Qahera News, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News