
“Perang telah menimpa kita bahkan di sekolah-sekolah. Tidak ada tempat yang aman sama sekali,” kata Nuzhat Jarjer.
Keluarganya berkumpul pada hari Rabu untuk meninggalkan sekolah PBB yang berubah menjadi tempat penampungan di Rafah yang dengan cepat mengosongkan ratusan orang yang telah tinggal di sana selama berbulan-bulan. (*)
Video heboh hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News