
GenPI.co - Para pemimpin Israel pada Minggu mengecam keras keputusan Amerika Serikat (AS) yang akan menjatuhkan sanksi terhadap unit tentara ultra-Ortodoks di militer Israel.
Dilansir AP News, keputusan tersebut akan menandai pertama kalinya AS menjatuhkan sanksi terhadap unit di dalam militer Israel dan akan makin memperburuk hubungan antara kedua sekutu tersebut, yang makin tegang selama perang Israel di Gaza.
Meskipun para pejabat AS menolak untuk mengidentifikasi unit yang diperkirakan akan terkena sanksi, para pemimpin Israel dan media lokal mengidentifikasinya sebagai Netzah Yehuda, sebuah batalion infanteri yang didirikan sekitar seperempat abad yang lalu untuk memasukkan orang-orang ultra-Ortodoks ke dalam militer.
BACA JUGA: G7 Meminta Iran dan Israel Tidak Membiarkan Konflik Bertambah Buruk
Banyak orang beragama menerima pengecualian dari apa yang seharusnya menjadi tugas wajib.
Para pemimpin Israel mengutuk keputusan yang diantisipasi tersebut sebagai tindakan yang tidak adil, terutama pada saat Israel sedang berperang, dan bersumpah untuk menentangnya.
BACA JUGA: Serangan Balasan Israel-Iran Ungkap Kekuatan Militer Kedua Negara
“Jika ada yang berpikir mereka bisa menjatuhkan sanksi pada unit di IDF, saya akan melawannya dengan sekuat tenaga,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netzah Yehuda, atau Yudea Forever, secara historis berbasis di Tepi Barat yang diduduki dan beberapa anggotanya dikaitkan dengan pelanggaran terhadap warga Palestina. Jumlah tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari kehadiran militer Israel di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Amerika Serikat Dapat Peringatan dari Israel Soal Serangan di Iran
Unit ini mendapat kecaman keras dari Amerika pada tahun 2022 setelah seorang pria lanjut usia Palestina-Amerika ditemukan tewas tak lama setelah dia ditahan di pos pemeriksaan Tepi Barat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News