
GenPI.co - Puluhan ribu warga Israel memadati pusat Kota Yerusalem pada hari Minggu dalam protes anti-pemerintah terbesar sejak negara itu berperang pada bulan Oktober.
Dilansir AP News, para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk membebaskan puluhan sandera yang ditahan di Gaza oleh militan Hamas dan mengadakan pemilihan umum lebih awal.
Masyarakat Israel secara luas bersatu segera setelah 7 Oktober, ketika Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dalam serangan lintas batas dan menyandera 250 lainnya.
BACA JUGA: Desak Israel Selesaikan Serangan di Gaza, Donald Trump Sebut Dukungan Global Memudar
Konflik yang terjadi selama hampir enam bulan telah memperbaharui perpecahan dalam kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, meskipun sebagian besar negara tersebut masih mendukung perang.
Netanyahu telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan semua sandera, namun tujuan tersebut masih belum tercapai. Meskipun Hamas menderita kerugian besar, namun Hamas tetap utuh.
BACA JUGA: Kekerasan Lintas Batas Meningkat, Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 16 Orang
Sekitar setengah sandera di Gaza dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.
Namun upaya mediator internasional untuk memulangkan sandera yang tersisa gagal. Pembicaraan dilanjutkan pada hari Minggu tanpa ada tanda-tanda terobosan akan segera terjadi.
BACA JUGA: Serangan Udara Israel di Timur Laut Lebanon Melukai 3 Orang
Keluarga para sandera yakin waktu hampir habis, dan mereka semakin vokal menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap Netanyahu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News