Angka Kelahiran di Jepang Menurun, Pemerintah Sebut Kondisi Kritis

Angka Kelahiran di Jepang Menurun, Pemerintah Sebut Kondisi Kritis - GenPI.co
Jumlah bayi yang lahir di Jepang tahun lalu turun selama delapan tahun berturut-turut ke angka terendah baru. Foto: envato elements/oneinchpunchphotos

Bayi yang menangis dan anak-anak yang bermain di luar semakin dianggap sebagai gangguan, dan banyak orang tua muda mengatakan bahwa mereka sering merasa terisolasi.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa penurunan angka kelahiran berada pada “kondisi kritis.”

“Periode enam tahun ke depan atau lebih hingga tahun 2030an, ketika populasi generasi muda akan mulai menurun dengan cepat, akan menjadi kesempatan terakhir kita untuk dapat membalikkan tren tersebut,” katanya. "Tidak ada waktu untuk di sia-siakan."

BACA JUGA:  Tips Memberikan Protein Hewani Sebagai MPASI untuk Bayi Alergi

Perdana Menteri Fumio Kishida menyebut angka kelahiran rendah sebagai “krisis terbesar yang dihadapi Jepang,” dan mengajukan serangkaian tindakan yang mencakup lebih banyak dukungan dan subsidi, terutama untuk persalinan, anak-anak, dan keluarga mereka.

Namun para ahli mengatakan mereka ragu apakah upaya pemerintah akan efektif karena sejauh ini upaya tersebut hanya berfokus pada orang-orang yang sudah menikah atau berencana memiliki anak, namun tidak cukup mengatasi populasi generasi muda yang enggan melakukan hal tersebut. (*)

BACA JUGA:  Tips Menerapkan Pola Asuh Pintar dalam Pengasuhan Bayi, Bisa Kurangi Stres Ibu

Simak video berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya