
GenPI.co - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam terpaksa menangguhkan pidato kebijakan tahunannya setelah dirinya menerima penolakan di parlemen. Penolakan datang dari anggota palemen oposisi yang berteriak mengejek saat Carrie mulai berpidato. Akibat gangguan tersebut, Lam akhirnya menghentikan dan menunda kebijakannya.
Dilansir dari BBC, rapat parlemen ini merupakan yang pertama digelar sejak Hong Kong bebak belur oleh aksi demonstrasi sejak bulan Juli lalu. Majelis persidangan diminta untuk menarik RUU ekstradisi yang menimbulkan demonstrasi besar-besaran di Hong Kong.
BACA JUGA: Terus Gempur Kurdi, Erdogan: Tak Ada Gencatan Senjata
Anggota parlemen oposisi sejak bulan Juni menentang RUU ekstradisi hingga melebar ke aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong. Aksi demo tersebut, hingga kini masih terjadi.
Bahkan, tuntutan para pengunjuk rasa telah melebar dengan lima tuntutan. Salah satu di antaranya adalah warga Hong Kong mendapatkan hak pilih dalam setiap penyelenggaraan pemilu.
Pidato yang disampaikan Lam ini terjadi setelah beberapa jam sebelumnya seorang senator Amerika Serikat, Josh Hawley menilai bahwa Hong Kong merupakan negara polisi. AS mendukung pengunjuk rasa agar pemerintah Hong Kong mengeluarkan rancangan undang-undang yang bertujuan menegakkan hak asasi manusia di kota tersebut.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengecam senator Amerika Serikat itu. Ia menganggap para pengritik asal bicara dan tidak mengetahui bagaimana kondisi di Hong Kong.
BACA JUGA: Pengunjuk Rasa Hong Kong Berhasil Pukul Mundur Polisi
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News