
"Penghitungan nilai perusahaan itu relatif, subjektif," kilah Trump. "Lebih bersifat seni daripada murni ilmiah," tambahnya.
Trump sendiri lagi naik banding. Ia tidak bisa menerima putusan sementara yang menyatakan ia telah berlaku curang dalam bisnis. Sambil menunggu putusan itu sidang pengadilan dengan hakim Engoron jalan terus. Tanpa dewan juri.
Toh putusan banding di sana sangat cepat.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Bambu Ijuk
Sebagai hakim Engoron dikenal adil. Selagi muda, ia pernah jadi sopir taksi. Sebagai seniman ia menyukai musik. Bahkan pernah mengajar musik. Ia juga pernah punya grup band, katanya merendah, kelas kafe.
Sebagai pemusik jiwanya halus. Sebagai pendekar hukum prinsipnya kuat. Nasib bisnis Trump kini ada di tangannya. (Dahlan Iskan)
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Nilai Rocky
Video heboh hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News