Catatan Dahlan Iskan: Sakura Haitang

Catatan Dahlan Iskan: Sakura Haitang - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

"Bunga di Indonesia jelek. Tercampur daun. Di sini, kalau musim bunga, satu pohon bunga semua. Tidak ada daunnya," kata mereka.

Saya bantah pendapatnyi itu. Di dalam hati. Dan di tulisan ini.

"Di Indonesia juga ada yang satu pohon penuh bunga. Tidak ada daunnya. Namanya bunga flamboyan," kata saya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tangan Atas

"Bahkan ada lagunya," sambil saya mencarikan lagu dari tahun mereka belum lahir.

Rumah sakit tempat saya transplantasi hati tidak jauh dari taman Hai Tang Tianjin itu. Saya menjadi saksi perjalanan rumah sakit itu 17 tahun terakhir. Ketika pertama ke 第一中心医院masih terlihat belum tertata.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Razia Agama

Di halaman RS itu masih ada tumpukan batu bara: untuk bahan bakar boiler. Lingkungan menjadi terlihat kotor. Di situlah diproduksi air panas. Untuk kepentingan rumah sakit. Pipa-pipa aliran air panas juga banyak melintang di sana-sini.

Tiap kali datang lagi selalu ada yang baru. Batu bara hilang. Boiler hilang. Pipa-pipa hilang. Layar-layar komputer baru dihadirkan. Self service muncul: pasien bisa print sendiri hasil pemeriksaan lab di printer ruang tunggu. Pun bisa cetak film hasil CT scan di situ.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Syekh Panji Gumilang: Memulai Hidup

Dan kali ini, bukan lagi hanya alat-alatnya yang baru. Rumah sakitnya pun sepenuhnya baru. Di pinggir kota Tianjing. Di tengah kota baru. Seperti di Alam Sutra-nya Jakarta atau CitraLand-nya Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya