
"Di Airbus kini sedang dalam masa peralihan untuk meninggalkan energy fosil ke energi hidrogen. Tujuannya untuk mengurangi CO2," ujar sahabat Disway itu.
"Langka berikutnya baru menuju ke solar cell. Khususnya di proyek LTA (Lighter Than Air) yang relatif lebih kecil kebutuhan energinya," katanya.
Energi yang didapat dari solar cell sama dengan energi yang dipasok dari baterai. Yakni berupa listrik untuk menggerakkan motor seperti di Tesla.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Banser
Setidaknya, Amerika kini dapat info itu: teknologi balon Tiongkok sudah menggunakan solar cell. Itu berarti berat balon tersebut sudah sangat minimal.
Amerika juga mengetahui bahwa balon tersebut ternyata diluncurkan dari pulau Hainan. Dari sinilah Amerika menduga bahwa balon tersebut ''balon militer yang diberi baju sipil".
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Adani Group: Bakar 1.500 T
Hainan adalah pangkalan angkatan laut Tiongkok yang terbesar. Di bidang balon pun Tiongkok sudah di barisan paling depan. (Dahlan Iskan)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News