
Mereka memulai patroli mereka pada tahun 2006 untuk menegakkan aturan berpakaian yang juga mewajibkan perempuan untuk memakai pakaian panjang.
Regu biasanya terdiri dari pria berseragam hijau dan wanita yang mengenakan cadar hitam, pakaian yang menutupi kepala dan tubuh bagian atas.
Unit itu juga memburu mereka yang memakai melarang celana pendek, jins robek, dan pakaian lain yang dianggap tidak sopan.
BACA JUGA: Pemerintah Iran Mulai Melunak, Undang-undang Hijab Ditinjau
Pengumuman penghapusan unit tersebut dilakukan sehari setelah Montazeri mengatakan "baik parlemen maupun kehakiman sedang bekerja" mengenai masalah apakah undang-undang yang mewajibkan perempuan untuk menutupi kepala mereka perlu diubah.
Raisi mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi hari Sabtu bahwa republik Iran dan fondasi Islam secara konstitusional mengakar "tetapi ada metode penerapan konstitusi yang bisa fleksibel"
BACA JUGA: Israel Dapat Gempuran Roket dari Gaza, Situasi Makin Panas
Iran menuduh musuhnya Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris dan Israel, dan kelompok Kurdi yang berbasis di luar negeri, mengobarkan protes jalanan.
Lebih dari 300 orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk puluhan anggota pasukan keamanan, kata seorang jenderal Iran, Senin.
BACA JUGA: Penampakan B-21 Raider, Pesawat Siluman Amerika Serikat yang Bikin Geger
Organisasi non-pemerintah Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo pekn lalu mengatakan setidaknya 448 orang telah "dibunuh oleh pasukan keamanan dalam protes nasional yang sedang berlangsung".
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News