
Sahabat Disway itu mengingatkan perjalanan saya ke wilayah-wilayah luar kota Inggris. Di pedesaan-pedesaan dan kota kecilnya. Oxford. Bath. Cambridge. New Castle. Glasgow. Edinburgh. Di mana saja.
"Alamnya sangat indah dan damai kan? Sangat alamiah kan?" ujar Sahabat Disway itu.
Keindahan seperti itu harus abadi. Tidak boleh rusak. Pun oleh datangnya tiang-tiang penari angin yang monoton.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Petani Jayawijaya: Bawang Yawuyoko
Mungkin mereka akan bisa menerima kalau baling-baling bilah itu bergeraknya seperti orang disco dan tiangnya bisa meliuk-liuk seperti wanita balet.
Warga yang tinggal di kawasan seperti itu besar sekali. Setiap Pemilu suara mereka menentukan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal PT LIB: Saham Sedekah
Sunak sudah tegas menyatakan: tidak akan mengizinkan fracking. Pun yang sudah telanjur diizinkan tidak bisa bekerja. Rakyat sekitar memboikotnya.
Kawasan yang terbanyak mengandung gas bebatuan adalah di tengah dan utara. Juga Selatan. Terutama mulai sekitar Liverpool di pantai barat. Lalu ke arah timurnya: Manchester.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Demo Aremania: Kongres Dawet
Ke timur lagi: Leed. Terus sampai ke pantai timur. Kawasan itu seperti sabuk besar gas bebatuan. Pak Mirza tahu apa nama gas yang muncul dari bebatuan itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News