
GenPI.co - Badai paling mematikan mengamuk di Afsel (Afrika Selatan) dan 12 ekor buaya kabur dari sebuah peternakan.
Reuters pada Rabu (14/4) melaporkan, bencana alam itu juga menewaskan sedikitnya 300 orang, termasuk 10 dari satu keluarga.
Hujan deras dalam 2 hari menghanyutkan rumah dan jalan dan meninggalkan puluhan orang yang belum ditemukan.
BACA JUGA: Italia Sukses Tangani Pandemi Covid-19, Ternyata ini Rahasianya
Provinsi KwaZulu-Nata di Afrika Selatan menjadi pusat badai, di mana ratusan orang tewas.
Presiden Matamela Cyril Ramaphosa membenarkan bahwa satu keluarga secara tragis kehilangan 10 anggotanya karena banjir.
BACA JUGA: Covid-19 Meroket, Pekerja Konsulat AS Diimbau Tinggalkan Shanghai
Di Crocodile Creek Farm, 25 mil sebelah utara Durban, banjir menyapu 12 ekor buaya menuju kebebasan.
Tujuh ekor telah ditangkap kembali tetapi lima sisanya masih belum ditemukan.
BACA JUGA: Airlangga Sampaikan Kabar Baik, Kasus Covid-19 Terus Menurun
Keadaan darurat telah diumumkan dan para pejabat menyebutnya sebagai salah satu badai cuaca terburuk dalam sejarah negara itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News