
Bagi kita –yang sangat merasakan langsung ”sakitnya tuh di sini”– tentu berharap perang segera selesai.
Lebih tepatnya: Rusia segera menghentikan serangan dan menarik mundur pasukannya dari Ukraina.
Kita ikut sakit sekali di sini: harga-harga kebutuhan hidup naik sekali –pun sampai ke soal harga tempe.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nasib Terawan
Turki memang sangat aktif ikut berusaha mencari jalan keluar. Turki bisa diterima di dua pihak. Ia anggota NATO, tapi menjalin hubungan ekonomi dan militer dengan Rusia.
Dalam banyak hal, Turki dianggap ”nakal” oleh NATO. Soal Syria dan Afghanistan, misalnya, Turki berbeda langkah dengan NATO. Juga soal Iran. Turki justru bekerja sama dengan Rusia –dan Tiongkok.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Rara Mandalika
Kadang ”anak nakal” memang banyak gunanya. Setidaknya Turki bisa memecahkan kebuntuan perang.
Sudah empat kali perundingan dilakukan di Belarus. Hanya berhasil sedikit sekali –disepakatinya jalur bantuan ke penduduk di daerah perang.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tesla: Tuhan Matahari
Konon ada peran konglomerat di balik rencana perundingan Turki itu: Roman Abramovich –Anda lebih tahu siapa pemilik klub sepak bola Inggris, Chelsea, itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News