
GenPI.co - Sejumlah sukarelawan asing tampaknya tidak siap menghadapi kenyataan perang brutal melawan militer konvensional yang modern di Ukraina.
Mereka lantas mengurungkan niat untuk melanjutkan berperang, dan kembali ke negara masing-masing.
Serangan rudal Rusia pada Minggu (13/3) yang menghujani pangkalan pelatihan sukarelawan di Yavoriv dekat perbatasan Polandia membuat banyak dari mereka seketika ciut nyali.
BACA JUGA: AS Kirim Ribuan Javelin ke Ukraina, Tank-tank Rusia Pasti Keok
Serangan itu menewaskan 35 orang dan melukai 134, menurut pihak berwenang Ukraina. Rusia mengklaim jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
“Benar-benar neraka, api, teriakan, kepanikan. Dan lebih banyak lagi bom dan misil,” kata sukarelawan Swedia Jesper Soder kepada Associated Press dikutip dari news.com.au, Kamis (17/3).
BACA JUGA: Pengakuan Memilukan Tentara Rusia, Sungguh Mengerikan
Soder mengatakan dia kemudian memimpin sekelompok orang asing termasuk Skandinavia, Inggris dan Amerika keluar dari pangkalan dan kembali melintasi perbatasan Polandia.
Bicara mengenai serangan pada hari Minggu, Soder menyebut bahwa militer Rusia menyerang secara presisi.
"Mereka tahu persis di mana penyimpanan senjata kami. Mereka tahu persis di mana gedung administrasi itu berada. Rusia memukul paku di kepala dengan semua misil mereka," kata dia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News