
GenPI.co - Kemenangan politisi kiri Gabriel Boric memenangkan pemilihan presiden Chili pada hari Minggu (19/12) membangkitkan euforia besar di seluruh negeri, kecuali komunitas Yahudi di negara itu.
Kemenangan Boric yang berusia 35 tahun itu merupakan kebangkitan besar bagi sayap kiri progresif Chili yang telah meningkat sejak protes meluas mengguncang negara Andes itu dua tahun lalu.
Namun, hasil pemilu dipandang negatif oleh komunitas Yahudi Chili karena sikap anti-Zionis Boric yang blak-blakan.
BACA JUGA: Kekuatan Milenial Guncang Chili, Presiden Barunya Masih Belia
Pada 2019, komunitas Yahudi Chili mengirimi Boric sebotol madu untuk Rosh Hashana. Kiriman iti lantas ditanggapi Boric di Twitter.
"Saya menghargai isyarat itu, tetapi mereka bisa meminta Israel untuk mengembalikan wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal.,” katanya.
BACA JUGA: Terkuak Peran Israel dalam Pembunuhan Komandan Tertinggi Iran
Boric sebelumnya telah mendukung rancangan undang-undang di Kongres Nasional Chili yang menyerukan boikot barang, jasa, dan produk dari Israel.
Selain itu, Boric menyebut Israel sebagai "negara pembunuh" dalam pertemuan dengan komunitas Yahudi selama kampanyenya.
BACA JUGA: Ucapan Keras Paus Fransiskus, Sampai Keluar Kata Satanis
Dia juga menandatangani pernyataan dukungan untuk perjuangan Palestina dalam pertemuan dengan presiden komunitas Cile yang beranggotakan 350 ribu orang Palestina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News