
GenPI.co - Gelombang protes baru pecah membuat beberaa kota di Uni Eropa mencekam pada hari Minggu (21/11), sebagai bentuk penentangan terhadap pembatasan virus corona.
Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di ibu kota Belgia, Brussel, di beberapa kota di Belanda dan di wilayah Karibia Prancis, Guadaloupe.
Ada demonstrasi baru di Austria, di mana pemerintah memberlakukan penguncian baru dan mandat vaksin Covid-19.
BACA JUGA: Program kapal Selam Nuklir Australia Sudah Dimulai, Ini Gongnya!
Di Brussel, kekerasan pecah pada protes terhadap tindakan anti-Covid yang menurut polisi dihadiri oleh 35.000 orang.
Pawai di kota itu sebagian besar berfokus pada larangan yang tidak divaksinasi dari tempat-tempat seperti restoran dan bar.
BACA JUGA: Prancis Dihantam Gelombang Kelima Covid-19 - Bak Kecepatan Cahaya
Unjuk rasa awalnya dimulai dengan damai tetapi polisi kemudian menembakkan meriam air dan gas air mata sebagai tanggapan terhadap pengunjuk rasa yang melemparkan proyektil.
Kepada kantor berita Belga, polisi mengatakan bahwa tiga petugas terluka.
BACA JUGA: Polandia Endus Taktik Jahat Belarus di Balik Krisis Perbatasan
Beberapa demonstran yang terjebak dalam bentrokan itu mengenakan kerudung dan membawa bendera nasionalis Flemish, sementara yang lain mengenakan bintang kuning era Nazi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News