
GenPI.co - Iran benar-benar serius tentang pembicaraan nuklir yang diperkirakan akan dilanjutkan akhir bulan November ini.
Hal itu dikatakan Presiden Ebrahim Raisi mengatakan kepada mitranya dari Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon pada hari Selasa (16/11)
"Republik Islam Iran benar-benar serius tentang negosiasi dan kami sama-sama serius tentang hak-hak rakyat kami untuk mencabut sanksi," kata Raisi, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web kepresidenan.
BACA JUGA: Pernah Diledakkan Mossad, Situs Nuklir Karaj Iran Beroperasi Lagi
Pernyataannya datang satu hari setelah Teheran mengundang kepala Badan Energi Atom Internasional, Rafael Grossi, untuk mengunjungi dan bertemu dengan menteri luar negeri Iran.
Undangan itu datang setelah pejabat PBB menyatakan keprihatinan atas kurangnya kontak dengan pejabat Iran.
BACA JUGA: Generasi Terbaru Robot Perang Israel Bisa Gantikan Peran Tentara
Pembicaraan nuklir, yang telah ditunda sejak pemilihan Raisi pada Juni, akan dilanjutkan di Wina pada 29 November dalam upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015.
Kesepakatan itu menawarkan bantuan kepada Teheran dari sanksi sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklirnya.
BACA JUGA: Polemik Uji Coba Rudal Makin Panas, Jerman Kecam Keras Aksi Rusia
Kesepakatan itu runtuh ketika AS secara sepihak menarik diri darinya pada 2018 di bawah pemerintahan presiden Donald Trump.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News