
GenPI.co - Situasi Myanmar makin panas setelah munculnya terjadi penumpukan senjata berat dan pasukan di Negara Bagian Chin.
Hal ini meningkatkan potensi serangan militer untuk mengusir kelompok milisi yang dibentuk usai militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi lewat kudeta 1 Februari.
Melihat itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun bergerak. Lembaga itu pada Rabu (10/11) menyampaikan keprihatinan mendalam
BACA JUGA: Otoritas Palestina Murka, Ponsel Karyawannnya disusupi Pegasus
Melalui pernyataan langka, yang disetujui oleh 15 anggota negara, dewan meminta agar pertempuran di Myanmar segera dihentikan dan mendesak militer agar menahan diri.
"Anggota Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan mendalam atas kelanjutan kekerasan baru-baru ini di seluruh Myanmar,” demikian bunyi penyataan itu.
BACA JUGA: Drone Tak Dikenal Bikin Milisi Pro Iran Kocar-kacir, Ulah Israel?
Negara-negara itu lantas meminta supaya kekerasan segera dihentikan dan memastikan warga sipil aman.
Chin sendiri adalah kawasan perbatasan bergejolak yang menjadi garis depan perlawanan terhadap kekuasaan militer.
BACA JUGA: Rusia Babak Belur Oleh Amukan Covid-19 - 1.239 Kematian Sehari
Junta menghadapi perlawanan bersenjata dari milisi dan pemberontak minoritas etnik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News